Cinta adalah
sebuah kata yang mungkin masih tabu ditelingaku, apa itu cinta dan seperti apa
cinta itu sendiri aku juga masih bingung untuk mendeskripsikannya. Jika ditanya
apakah kamu pernah merasakan jatuh cinta mungkin akan kujawab “aku tak tau tapi
yang ku tau aku pernah berkorban ntah sedikit atau banyak untuk dia”.
Iya itulah arti
cinta disaat aku masih duduk dibangku SMA. Cinta disaat SMA selalu ku
identikkan dengan apa saja yang bisa kulakukan akan kulakukan agar aku bisa
bersama dia terus. Mungkin itu kedenganrannya sangat alay atau apalah, tapi
yang jelas itu memang pandangan yang salah tentang cinta karena pandangan yang
seperti itu adalah pandangan yang telah dibutakan oleh cinta.. “ups tapi cinta
kan memang gak punya mata” itulah kalimat sanggahan anak SMA jika ada yang
beragrumen tentang cinta buta seakan tak mau disalahkan.
Tapi sekarang
aku bukanlah anak SMA lagi yang hanya menggebu-gebu terhadap cinta. Aku sekarang
adalah seorang wanita yang siap meniti karier untuk masa depanku, iya bukan
berarti menyampingkan cinta atau kekasih. Tapi aku lebih berpikir kritis
terhadap apa itu cinta. Karena aku semakin yakin jika aku hanya selalu
memikirkan cinta dan cinta untuk dia sang kekasih mungkin bisa dibilang aku
akan kudet untuk masa depanku.
Karena cinta
saja gak cukup untuk modal aku dan kekasihku untuk hidup bersama, kita butuh
suntikan dana untuk masa depan. Dan bersama-sama terus itu bukan pilihan untuk
orang yang saling mencintai. Tak bersama pun tak masalah karena kita telah
sibuk untuk meniti karier masing-masing untuk mencari pundi-pundi suntikan dana
yang akan membawa aku dan kekasihku dalam sebuah kehidupan yang sesungguhnya.
Iya kesadaran
itu timbul setelah aku merasa kekasihku telah menjadi sosok pria dewasa yang
dia tak hanya memikirkan untuk terus bisa bersamaku dan bermanja-manja padaku
tapi dia memikirkan bagaimana kehidupan kedepan agar bisa hidup lebih bahagia
lebih mapan bersamaku. Walaupun jujur pandangan kekasihku itu sempat
menyiksaku, aku yang biasa bersama, aku yang biasa mendapat perhatian dari
pesan-pesan singkatnya untukku tiba-tiba diacuhkan dinomor sekiankan sempat
berpikir negatif mungkinkah dia selingkuh atau mungkinkah dia mulai bosan
padaku atau apapun itu pikiran yang negatif mulai mejalar dikepalaku.
Tapi sekarang
dengan bergulirnya waktu yang ada aku mulai mengerti kenapa dia kekasihku
bersikap seperti itu kepadaku. Dia hanya ingin melihat wanitanya untuk bisa
mandiri, tegar, dan bisa berpikir kritis untuk masa depannya tak hanya berpikir
untuk bisa terus bersama kemana-mana.
Dan untukmu
priaku yang sekarang menjadi kekasihku, ku harap apa yang kita lakukan dengan
menyibukkan diri masing-masing akan berbuah manis nantinya. Kuharap dengan kita
seperti ini aku dan kamu siap menjadi sosok ibu dan ayah yang baik nantinya.
Maafkan aku jika terkadang egoku menguasai akal sehatku sehingga menimbulkan
pertengkaran-pertengkaran kecil diantara kita.
No comments:
Post a Comment