Sunday, July 5, 2015

UNTUK PRIAKU YANG TELAH MELURUSKAN ARTI APA ITU “CINTA”



Cinta adalah sebuah kata yang mungkin masih tabu ditelingaku, apa itu cinta dan seperti apa cinta itu sendiri aku juga masih bingung untuk mendeskripsikannya. Jika ditanya apakah kamu pernah merasakan jatuh cinta mungkin akan kujawab “aku tak tau tapi yang ku tau aku pernah berkorban ntah sedikit atau banyak untuk dia”.
Iya itulah arti cinta disaat aku masih duduk dibangku SMA. Cinta disaat SMA selalu ku identikkan dengan apa saja yang bisa kulakukan akan kulakukan agar aku bisa bersama dia terus. Mungkin itu kedenganrannya sangat alay atau apalah, tapi yang jelas itu memang pandangan yang salah tentang cinta karena pandangan yang seperti itu adalah pandangan yang telah dibutakan oleh cinta.. “ups tapi cinta kan memang gak punya mata” itulah kalimat sanggahan anak SMA jika ada yang beragrumen tentang cinta buta seakan tak mau disalahkan.
Tapi sekarang aku bukanlah anak SMA lagi yang hanya menggebu-gebu terhadap cinta. Aku sekarang adalah seorang wanita yang siap meniti karier untuk masa depanku, iya bukan berarti menyampingkan cinta atau kekasih. Tapi aku lebih berpikir kritis terhadap apa itu cinta. Karena aku semakin yakin jika aku hanya selalu memikirkan cinta dan cinta untuk dia sang kekasih mungkin bisa dibilang aku akan kudet untuk masa depanku.
Karena cinta saja gak cukup untuk modal aku dan kekasihku untuk hidup bersama, kita butuh suntikan dana untuk masa depan. Dan bersama-sama terus itu bukan pilihan untuk orang yang saling mencintai. Tak bersama pun tak masalah karena kita telah sibuk untuk meniti karier masing-masing untuk mencari pundi-pundi suntikan dana yang akan membawa aku dan kekasihku dalam sebuah kehidupan yang sesungguhnya.
Iya kesadaran itu timbul setelah aku merasa kekasihku telah menjadi sosok pria dewasa yang dia tak hanya memikirkan untuk terus bisa bersamaku dan bermanja-manja padaku tapi dia memikirkan bagaimana kehidupan kedepan agar bisa hidup lebih bahagia lebih mapan bersamaku. Walaupun jujur pandangan kekasihku itu sempat menyiksaku, aku yang biasa bersama, aku yang biasa mendapat perhatian dari pesan-pesan singkatnya untukku tiba-tiba diacuhkan dinomor sekiankan sempat berpikir negatif mungkinkah dia selingkuh atau mungkinkah dia mulai bosan padaku atau apapun itu pikiran yang negatif mulai mejalar dikepalaku.
Tapi sekarang dengan bergulirnya waktu yang ada aku mulai mengerti kenapa dia kekasihku bersikap seperti itu kepadaku. Dia hanya ingin melihat wanitanya untuk bisa mandiri, tegar, dan bisa berpikir kritis untuk masa depannya tak hanya berpikir untuk bisa terus bersama kemana-mana.
Dan untukmu priaku yang sekarang menjadi kekasihku, ku harap apa yang kita lakukan dengan menyibukkan diri masing-masing akan berbuah manis nantinya. Kuharap dengan kita seperti ini aku dan kamu siap menjadi sosok ibu dan ayah yang baik nantinya. Maafkan aku jika terkadang egoku menguasai akal sehatku sehingga menimbulkan pertengkaran-pertengkaran kecil diantara kita.

No comments:

Post a Comment