Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua
makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat
hakikat yg mulia.
Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya
yg luar biasa dan tidak dapat dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan
telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yg bebas –
kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan masyarakat sepenuhnya
bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan bertindak atas
rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan
pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan.
Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah
kualitasnya yg paling menonjol; Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi
yg menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg
tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan
peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan akibat saja,
tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari
akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang
ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yg
tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan
dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia
daripada eksistensi.
Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti
bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya
sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif
tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan
menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan
ajaib-semu –quasi-miracolous– yg memberinya kemampuan untuk melewati parameter
alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial
yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yg
belum diberikan alam.
Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal.
Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang
untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya. Idealisme adalah faktor utama
dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan kesempatan
untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan inilah yg selalu
memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan
mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul
pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara
manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yg lebih
tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan
suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela
untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami,
mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai
suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur
dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil
dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya
suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti kalau tidak
dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
Dari definisi di atas, maka kita akan lebih banyak
mengetahui tentang hak dan kewajiban manusia. Namun kita sebagai manusia jangan
terlalu berlebihan dalam melakukan hak dan kewajiban kita agar tidak merugikan
manusia lainnya.
No comments:
Post a Comment